Selasa, Februari 22, 2011

Buat apa Stres????

Kata orang Sunda mah "rizki, jodo, pati jeung cilaka" itu dah diatur. Yup, sebagai orang yang mengenal agama, keyakinan akan ketentuan Allah akan setiap jengkal kehidupannya merupakan suatu keniscayaan. Maka, bagi seorang Muslim, seharusnya tidak ada yang akan stress dalam menghadapi kehidupan. Kalau dipikir buat apa juga stress kalau untuk urusan dunia, toh dah ada yang ngatur. eit,...tapi,..ada syaratnya ya, semuanya sudah di ikhtiar-in, semua telah diusahakan. konsep tawakkal itu kan memang bukan pasrah begitu aja tanpa ada usaha terlebih dahulu. tapi, kalau sudah usaha baru hasilnya kita serahkan kepada-Nya. 

Hal yang kecil terjadi sehari-hari. Di tengah rutinitas pergi-pulang kantor, ada hal yang mengikat kita, yaitu absen. Tau dong, absen kan sangat ngaruh kepada gaji. Ada kondisi dimana kita tidak bisa menebaknya dan bisa saja terjadi ketika ada di jalan raya. ketika kita sudah berusaha berangkat pagi tetapi ternyata terlambat, ya sudah berarti rizqi kita untuk hari itu cuma segitu.

Tidak ada suatu kebaikan pun yang menimpa diri kita kecuali semua itu sudah ditulis dalam ketentuan Allah, demikian sebaliknya, tidak ada suatu keburukan pun yang menimpa diri kita kecuali atas kehendak-Nya. Maka sudah selayaknya kita terus bersyukur atas nikmat dan karunia-Nya. 
Berbeda dengan urusan dunia, untuk urusan akhirat kita tidak boleh menisbatkannya kepada Allah. Dalam arti, ketika kita tidak sholat lalu berdalih ini sudah ketentuan Allah ya...karena dalam urusan akhirat kita sendiri yang menentukan baik buruknya. Kalau ada suatu kebaikan susah sekali kita melakukannya, maka hati-hatilah...beristighfarlah...karena sesungguhnya dosa-dosa kitalah yang menghalangi ibadah kita. 

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang bersyukur dengan senantiasa mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.amien...

ini saya share oleh-oleh dari kajian tadi pagi. semoga bermanfaat.

Rabu, Februari 09, 2011

Masih ada di sekitar kita Lho....

Perjalanan Garut-Jakarta minggu kemarin benar-benar berarti. Ngobrol dengan Kg Jay dari  Asgar Muda tentang banyak hal, terutama masalah Garut. Yang cukup menyentil saya adalah masalah buta huruf. Tidak usah kita bicara tentang daerah Kalimantan atau Papua atau daerah pedalaman lainnya, karena disana memang daerah yang masih primitif. Tapi ternyata di daerah yang tak jauh dari tempatku masih ada yang mengalami buta huruf. Faktor geografis memang salah satu kendala, namun ada hal lain, yaitu kebudayaan, faktor kebiasaan, gaya hidup masyarakatnya juga menjadi kendala. Kebiasaan masyarakat yang hidup di hutan, menjadikan anak-anak usia sekolah juga ikut pergi ke hutan dari pada pergi ke sekolah. figur orang tua yang bisa sejahtera tanpa harus pergi ke sekolah, menjadikan anak2 juga berfikir bisa hidup sejahtera tanpa harus sekolah.
PR neh...ternyata masih ada disekitar kita... Yuk tengok kanan kiri, Senggol depan belakang lingkungan di sekitar kita, siapa tahu masih ada yang seperti itu di sekitar kita.