Selasa, Desember 17, 2019

Akhir tahun 2019

Alhamdulillah wa syukurillah... sudah bulan desember, artinya sudah ada di akhir tahun 2019. 
Saya ingin sedikit cerita di tahun 2019 ini. 
Awal tahun saya bercerita bahwa saya akan kuliah lagi tahun ini. Yup, bengkel diri adalah yang saya maksud. Level pertama Alhamdulillah bisa dilalui dengan baik. Namun di level 2, qodarullah bertepatan dengan saya mendapat tugas yang biasanya saya tidak lakukan, hal ini dikarenakan rekan kerja saya promosi, sehingga pekerjaannya yang dulu beralih ke saya. Jadinya jadwal saya kuliah, apalagi mengerjakan tugas, terbengkalai. Jadwal kuliah juga di level 2 memang padat karena ditambah kelas tahsin juga. Akhirnya saya hanya bisa nge-save file kuliahnya dan hanya beberapa tugas saja yang bisa saya kerjakan. 
Emang kuliah di bengkel diri itu gimana seh? Susah ya? ada tugas? Wah, males banget deh. 
Eits,... sebenernya tugas-tugas bengkel diri itu pada dasarnya membuat kita jadi lebih baik seh, dan ga ada yang susah. Biasanya tugasnya hanya membuat resume materi, di post di IG atau tugas lainnya sesuai dengan materi yang disampaikan. Satu hal yang pasti, sejak ikut bengkel diri jadi pinter bikin Canva... (semacam aplikasi buat bikin presentasi atau postingan medsos gitu)
Lalu, materi nya apa aja seh?
Materinya selain dari ilmu agama (basic ya, tematik seperti aqidah, fikih pernikahan) juga ada ilmu parenting, komunikasi dengan pasangan juga ilmu yang lain buat pengembangan potensi kita, diantaranya ilmu fotografi dan jurnalistik. 
Seru kan....???
Oya, satu lagi, ada grup curhatnya juga lho, karena memang ada kelas psikologinya juga. Temen-temennya tersebar di seluruh Indonesia bahkan katanya ada yang dari LN juga. Pernah ya, waktu di level 1, karena kita hanya kenal lewat maya aja, selewat gitu, ternyata ada temen satu angkatan SMA, satu Instansi juga cuma beda kantor yang ada di kelas yang sama. dan kita baru nyadar setelah masa perkuliahan berakhir. hehe...
Sttt... ada rahasia lagi.
sebenarnya ini juga saya lagi ngerjain tugas dari Bengkel Diri lho... tugas Blogging.
Meskipun sudah sangat-sangat telat. hehehe...
2019, Alhamdulillah luar biasa buat saya... :)

Jumat, Agustus 02, 2019

catatan 2019

Banyak ide, banyak gagasan, banyak hal yang ingin diungkapkan, namun tak jua tertulis.

Emang udah gak zaman kali, nulis, sekarang ituh eranya Vlog, Youtuber... hay Gaes....

hmmm...
saya tetap cinta nulis. Tak apalah dianggap kuno, karena buatku 'writting is healing'.

2019 banyak yang terjadi.
Memegang kebenaran, amatlah sulit. banyak test the water.

Hasbunallah wani'mal wakiil.

Rabu, Januari 30, 2019

Kuliah (lagi)

Alhamdulillah, awal 2019 ini saya bisa kuliah (lagi). Kuliah kali ini tidak mencari titel, namun lebih kepada life skill. Nama kuliahnya adalah Bengkel diri.


Jumat, November 23, 2018

Lika-liku anak kelas 1 SD

Bagi temen-temen yang sudah senior, mungkin sudah tak asing lagi menghadapi anak di bangku sekolahnya. Lain halnya denganku, anak pertamaku baru/sudah masuk SD tahun ini. Sengaja aku bold kata "baru" dan kata "sudah", lalu saya pisahkan dengan garis miring. Hal ini mengartikan kalau punya anak kelas satu SD itu sesuatu yang luar biasa buat saya. Pertama, waktu berjalan dengan cepat, sehingga, anak bayi, yang aku lahirkan 7 tahun lalu itu sekarang sudah sekolah. MaasyaAllah, Tabaarokallah... Alhamdulillah, syukur yang tak terhingga. Sedangkan kata "baru" mengartikan bahwa ini hanyalah permulaan. sebuah step kehidupan yang masih sangat panjang yang akan dilalui oleh anakku.
Ada banyak hal baru yang kami(aku dan suamiku) temui ketika anakku bukan lagi anak TK. SD sama sekali berbeda dengan TK, namun, anak kelas 1 ini merupakan peralihan, dimana sebagian dirinya masih merupakan bagian dari anak TK yang inginnya belajar itu ya bermain, tidak ada ujian, hanya berisi hasta karya dan maenan perosotan. Sehingga tidak aneh anakku masih suka bilang, aku pengen maen ke TK lagi deh Mah, anterin Dede sekolah,. ^^
Yup, inilah tantangan kami. Selain dari hal diatas, sebenarnya anakku sudah mengalami banyak perkembangan. Pribadi yang mulai terbuka, berani tampil sudah mulai ia tunjukkan. Suaranya sudah keluar lah didepan gurunya. Dari sisi penangkapan dia dalam memahami materi juga cukup baik. Alhamdulillah, semoga seterusnya ya Kak... dan bisa ditingkatkan.
Hal menarik lainnya adalah, ketika saya merasa kaget dengan pelajaran matematika di buku paketnya itu ada materi tentang deret bilangan. Bahasa dalam bukunya adalah loncat berapa,... Kaget karena menurut saya ini pelajaran yang sudah cukup rumit untuk anak kelas 1, dalam bayangannku hanya penambahan dan pengurangan saja, namun sudah diajarkan logika deret bilangan. Wow lah pokoknya. Masalah muncul ketika untuk anakku, penjelasan verbal gurunya ternyata kurang dia fahami. setiap ketemu soal itu, pasti dia bingung,. Misal ada soal : lengkapi susunan angka sebagai berikut : 1,3,5,....,.... ketika saya jelaskan melalui lisan, ternyata itu tak membuat dia faham, dia mengira kalau mengerjakan susunan angka itu seperti penambahan saja, loncat berapa kali dari 1 ke 3 itu dia memahaminya adalah 4 (1+3).
Sempat bingung beberapa hari, aku dan suamiku belum menemukan cara yang tepat untuk menjelaskannya. sampai akhirnya aku coba menuliskan deretan angka dari 1-10 atau sesuai kebutuhan soal seperti membuat angka dalam penggaris. Alhamdulillah dengan metode ini anakku faham. Senangnya...
What's next?
Pastinya lebih sulit ya... Semangat !!!

Senin, November 12, 2018

Oleh-oleh upacara hari pahlawan yang ke-73

setelah sekian tahun absen dalam berbagai upacara peringatan, baru hari ini, aku ditunjuk kembali menjadi salah satu dari sekian banyak peserta upacara. karena sudah lama tidak ikut, rasanya upacara hari ini istimewa. Hehe...
Upacara peringatan (apapun) mungkin hanya sekedar acara seremonial, namun aku sangat-sangat setuju jika acara seremonial ini tetap kita laksanakan, tetap kita jaga. Karena, setelah aku ikuti upacara tadi, kok kayaknya rasa nasionalismeku naik lagi...
Mengenang bagaimana para pahlawan kita dulu berjuang dengan segenap jiwa dan raganya, tidak memikirkan kepentingan pribadinya, itulah yang patut kita contoh sekarang. Apa tega, kamu saat ini malah jadi generasi yang menggerogoti kekayaan negara ini hanya untuk kepentingan sendiri? Apa tega, kamu menyia-nyiakan kemerdekaan yang sudah kita raih ini dengan hanya bermalas-malasan dan bersenda gurau saja?
What's your value??
apa yang sudah kamu perbuat buat negeri ini?
Bagiku, kata-kata tadi mengingatkan pada sebuah kisah inspiratif yang pernah saya baca beberapa tahun yang lalu. Akupun sudah tak ingat bagaimana cerita yang sesungguhnya, namun pesan moral dari cerita itu, sangat berkesan bagiku. Cerita tentang seorang PNS yang ikhlas menjalankan profesinya, tak mengeluh dan berusaha menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya. Dengan penghasilan seorang PNS, ia mungkin tidak bisa menjadi milliuner, harta yang melimpah, namun ia bisa menghidupi keluarganya, menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang tertinggi. dan baginya itu sudah lebih dari cukup. karena yang ia harapkan adalah keberkahan dari harta dan penghasilannya.
Sebagai seorang PNS, akupun harus bisa seperti itu. Mengharapkan keberkahan dalam setiap penghasilan yang kita terima. Dengan menjalani pekerjaan dengan ikhlas, bisa berkontribusi bagi negara sekecil apapun itu.  

Selasa, Oktober 30, 2018

Garis bawahi : tugas negara

Kemarin pagi, ada kabar memilukan bagi kami, pesawat Lion Air JT610 jurusan jakarta-pangkal pinang, dikabarkan hilang kontak dan telah ditemukan serpihan-serpihan bangkai pesawatnya di perairan tanjung kerawang. Kabar duka ini sontak membuat kita kaget, pasalnya ternyata di dalam pesawat tersebut terdapat banyak rekan kami Kementerian Keuangan yang menjadi korban. Mereka adalah orang-orang yang setiap akhir pekan harus menempuh ratusan kilometer untuk bisa berkumpul dengan keluarganya.

Sontak kabar ini, membuatku sedih. Ya Allah, di satu sisi aku dan keluargaku sungguh beruntung, bisa setiap hari bertemu, ditempatkan dekat dengan homebase. Betapa kuatnya mereka, terpisah jarak dengan keluarga karena tugas negara.

Yup, inilah yang aku garis bawahi, tugas negara. Selama ini sungguh aku telah salah, memaknai rutinitas berangkat pagi hanya untuk sebuah rutinitas yang kadang kalau di rumah pas pergi anak menangis ditinggal, rasanya berat sekali dan pergi ke kantor itu menjadi beban. Sesungguhnya apa yang kau lakukan tiap hari, adalah jihadmu tersendiri. Kau mengemban tugas negara dan itulah amalanmu. Semoga dengan berangkatnya kita dari rumah ke kantor, menjalankan tugas negara, menjadi pemberat amalanku, amalan kami kelak di akhirat. aammiin.
Semoga Allah selalu menjaga dan melindungi kami dan keluarga kami dimanapun kami dan mereka berada. Sungguh tiada lagi perlindungan selain Hanya Perlindungan-Mu, tiada lagi yang bisa menolong, Hanya dengan PertolonganMu Yaa Robb...
Aammiiin Yaa Robbal'alamiin.

Kamis, Oktober 25, 2018

countdown

Akhirnya aku memutuskannya.
Tapi tenang saja, bukan karena kejadian hari ini, atau kejadian hari-hari sebelumnya.
bukan juga karena emosi, atau keterpaksaan.
Aku memutuskannya karena memang sudah ada dalam planning-ku, planning kami sebelumnya,. maka kami tinggal merealisasikannya.
so, bismillah countdown...