Sabtu, Januari 31, 2009

sebutan yang pas buat kejadian hari-H ap ya?

Harusnya hari itu bisa aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Nila setitik jadi rusak susu sebelanga.
Hari itu, rasanya jadwalku padat sekali. Sempit, mepet tapi aku ingin melakukan semuanya, semuanya sebelum aku rehat.
Itulah mengapa fikiranku dipenuhi oleh rencana-rencana, yang akbatnya, aku lupa pada hal yang harus kulakukan, pada kewajibanku.
Astaghfirullahal’adhim,...ampuni dosaku Ya Robb.
Ya Ghofur, hamba mohon ampunanMu.

Pelajaran berharga.
Sekali-kali jangan terlalu terbawa suasana, segala sesuatu itu jangan terlalu di dramatisir. Tanpa di dramatisir pun, waktu akan berjalan, dan kau akan melewatinya.
Rasanya baru kemarin aku dapati tausiah dari ustadz Ihsan Tanjung, bahwa hidup ini ga usah ngoyo, karena apa seh yang sebenarnya kita kejar???
Hidup bahagia di dunia dan akhirat. Dan sesungguhnya akhirat adalah tempat kembali yang sebenar-benarnya. Kita akan kekal didalamnya. Jadi, jangan biarkan dunia yang sekejap ini melenakanmu dari akhirat.

Mudah-mudahan ini bukan awal yang buruk, tapi justru menjadi tonggak kesuksesan.
Ini menjadi modal awal yang harus aku tanamkan, bahwa aku telah melewatkan sesuatu, maka rugi jika aku sia-siakan semuanya, aku akan menebusnya....harus bisa menebusnya.

Amien.

1 komentar:

  1. hmmm...setiap orang pastinya pernah mengalami hari seperti ini. tapi yang paling penting, apakah kita belajar darinya?? seperti yang pernah aku baca di sebuah buku bahwa kejadian yang menimpa seseorang di masa depan, jelas menggambarkan proses masa lalunya. siapa yang waspada akan akibat yang mungkin ditimbulkan dari suatu perbuatan di saat awal langkahnya, Insya Allah, kelak akan memperoleh kebaikan dari perbuatannya dan selamat dari akibat buruknya. namun bagi yang tidak waspada akan akibat yang mungkin ditimbulkan dari perbuatannya dan hanya menuruti perasaannya, maka akan menderita akibat perbuatannya itu dan tak akan mencapai kebahagiaan atasnya.. wallahu a'lam..

    BalasHapus