Rabu, November 14, 2012

Menjemput Jodoh

Bagi seseorang yang masih/sedang menanti, mungkin kata-kata ini menjadi sangat sensitif. saya tahu betul bagaimana rasanya, saya pikir tidak ada bedanya bagi akhwat maupun ikhwan, jika dalam masa ini semua serba galau.
Apakah dia jodoh saya?? siapakah jodoh saya?? bagaimana saya menemukan jodoh saya??bagaimana saya yakin bahwa dia adalah jodoh saya??
Bukan tanpa sebab saya menulis tentang ini, akhir-akhir ini ada beberapa case yang menyinggung-nyinggung ini, membuat saya ingin menulis sedikit pengalaman saya.
Ada konsep jemputlah jodohmu.... tidak sedikit ustadz yang membahas tentang ini, ada yang dengan konsep sedekahnya ataupun dengan yang lainnya. saya bersama suami sering berdiskusi, jemput jodoh itu bagaimana ya???
dengan keterbatasan ilmu yang kami miliki, kami menarik beberapa kesimpulan. Bagi seorang laki-laki (ikhwan) jemputlah jodohmu dengan mencarinya... yup, dengan mencarinya. mencari disini bisa dengan berbagai upaya, bisa dengan memperluas pertemanan, mengikuti berbagai kajian ilmu agama, menghadiri acara reunian juga boleh...hehehehe. konsep siapa tahu jodoh kita adalah orang yang terdekat, bisa jadi itu berlaku (bahkan banyak kejadian).
lalu bagaimana dengan si Akhwat.... hmm,.... bagi akhwat memang cenderung menunggu, menunggu action ikhwannya dulu ya... hehehehhe... trus caranya menjemput jodoh kita bagaimana dong,.. ya bukan berarti pasif juga kali ya, tapi yang lebih utama adalah kita menjemput jodoh dengan memperbaiki diri, mempersiapkan diri untuk menjadi istri yang solehah, selalu menjaga diri dan kehormatan kita supaya kita mendapatkan jodoh yang baik dan sholeh juga.
sedikit pengalamanku, ketika kita telah meluruskan niat, berazzam, dan kita merasa siap untuk menikah, maka Allah akan mudahkan. berdo'a dengan sungguh-sungguh maka Allah akan beri jalan yang tidak pernah kita sangka....
dalam prosesnya mungkin tidak selamanya semua sesuai dengan keinginan kita, artinya 1 kali proses dah langsung nikah. mungkin kita harus mengalami dulu gagal berproses dengan si A, si B baru menemukan si C lah jodoh kita. tapi selama kita yakin, dan menjalani prosesnya dengan baik, maka tidak perlu ada keragu-raguan,  Allah pasti akan memasangkan kita dengan sebaik-baik pasangan. 

Wallohu a'lam... moga bermanfaat :)

Belum Rezeki

sekitar 2 minggu yang lalu, aku dapat kabar yang tidak mengenakkan. permohonan pindah kerjaku belum bisa disetujui.
Pertama kali mendapat kabar itu, rasanya aku kecewa. pikiranku langsung ke hal-hal masa lalu, aku kaitkan dengan prosesnya, aku kaitkan dengan orang lain dan berbagai macam analisis dan argumentasi yang mnurutku malah membuat aku semakin kecewa. Tapi, pikiran itu seketika aku langsung menghapusnya. BUkannya aku jagoan, bisa merubah rasa kecewa dalam beberapa menit saja, tapi aku berusaha meminimalisir rasa itu.
Apa yang aku lakukan?
Kembali, aku harus sadar betul bahwa "belum tentu yang menurut kita baik, itu baik menurut Allah. Sebaliknya, belum tentu yang menurut kita buruk, itu buruk menurut Allah." Kenyataan ini, menurut pikiran manusia, itu buruk, dan menimbulkan kekecewaan, tapi, aku percaya bahwa apa yang aku jalani saat ini tidak akan sepenuhnya buruk buatku. Akan ada hikmah dibalik semuanya. Aku berdo'a semoga keputusan ini adalah yang terbaik, dan membawa kebaikan yang lebih besar buatku dan keluargaku dikemudian hari. kita tak pernah tahu apa yang terjadi esok, yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha.
Aku dan suami telah berusaha. secara pikiran manusia(kami) kalau pindah itu akan lebih baik, tapi kami juga yakin apa yang aku jalani sekarang mungkin jauh lebih baik dari pada pikiran kami tadi.
Pernah berfikir mau coba alternatif lain, tapi... kembali lagi,... Aku datang kesini dengan cara yang baik, BUKAN atas nama siapa-siapa, jadi aku fikir, kalaupun ada usaha untuk hijrah, maka harus dengan cara yang baik. Temanku bilang, Nen, jika itu adalah rizkimu maka permintaanmu akan dikabulkan, tapi jika belum, berarti belum rizkimu...
yup... belum rezeki... :)