Rabu, April 29, 2009

Journalist day

Pasti semua telah mengenal istilah 5W 1H. Bagi seorang jurnalis, ini adalah skill yang mutlak dimiliki, karena 5W 1H ini menjadi dasar pembuatan berita ataupun artikel yang baik.
Inilah salah satu oleh-oleh dari acara journalist day 2009, yang mengangkat tema ‘Citizen Journalism’ 26 April 2009, kemarin. Aku termasuk salah satu yang beruntung, karena bisa bertemu dengan orang-orang yang sangat menginspirasi, terutama Bapak Budiyanto (cameraperson Metro Tv yang pernah ditawan oleh militan Irak bersama Mutia Hafid).
Bisa ditebak dong, ilmu apa yang bisa aku dapatkan dari acara ini?
Sesi pertama,
dibuka dengan talkshow oleh Vivi Aleyda Yahya tentang “pembaca berita dan interview”. Sempat nyesel juga, karena tak bisa mencoba baca berita di depan kamera TV...ih, rugi banget. Tapi, apa mau dikata, toh karena tadinya hanya iseng datang, jadinya belum cukup ‘panas’ untuk bisa jadi audience yang aktif.
Sesi pertengahan, rasanya kurang bisa maksimal. Suasana diriku sudah tidak kondusif,. Yang aku dapat, cuma kata-kata bahwa semua orang bisa menjadi jurnalis. Inilah yang disebut citizen jurnalism, dimana setiap kita (siapapun itu) bisa saja menjadi penyampai berita, baik dalam bentuk video, foto ataupun artikel. Termasuk media ini, BLOG. Ketika blog bisa menjadi sarana yang bisa berguna bagi orang lain, maka itu adalah salah satu partisipasi kita sebagai citizen journalism. Sempet merasa tersindir juga, ketika dibilang bahwa blog itu sebaiknya bukan hanya sebuah media ‘curhat’ yang isinya Cuma celotehan pribadi, tapi harusnya menjadi media yang bermanfaat bagi khalayak ramai. Simpel jika kita tahu ilmunya,. Yaitu 5W 1 H tadi, yang menjadi kunci supaya kita bisa meramu suatu kejadian sehari-hari menjadi sebuah tulisan ataupun informasi yang berguna bagi orang banyak. Hhmm, so inspired me.
terakhir,...inilah sesi yang paling aku suka. Bersama kameramen Budiyanto. Beliau menjadi salah satu orang yang sangat menginspirasiku. Beliau sangat energik, seperti ringan sekali tubuh beliau. Tuntutan profesi, menurutnya.
Poin pertama adlah hidup sehat. Jangan berfikir kalo pekerjaan yang hanya duduk menghabiskan waktu di depan komputer, itu hal yang baik. Banyak lah olahraga. Pola makan sehat, istirahat cukup, jangan pernah begadang kecuali jika tuntutan pekerjaan.
Poin kedua, jangan sepelekan hal yang kecil, seperti kotak P3K. Kemanapun beliau pergi, beliau tidak pernah lepas dari kotak itu, karena hal yang kecil, bisa saja akan sangat berguna karena kita tidak tahu apa yang akan teradi. Mungkin ini tdak berlaku bagi seorang cameraman, yang memang tugasnya di lapangan, tapi tidak ada salahnya kita juga bersikap seperti itu. Benar kan??



Kamis, April 16, 2009

Rembulan Tenggelam di Wajahmu (part 2)

" bukan sisa-sisa, tapi berikanlah yang terbaik. karena yang terbaik itu akan kembali kepada kalian."
tulisannya terselip kecil di bagian pojok kiri bawah halaman 196.
hampir tak ada yang mencolok disini, maksudnya bagian tersebut tidak menjadi alur utama dalam cerita....
tapi, mengingatkan banget.

poin ketiga
kehilangan itu menyakitkan.

apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi,bukan dari sisi yang ditinggalkan....
kalau melihat isi dari cerita ini, mungkin kita akan nyambung dan mengerti maksud dari kata-kata tersebut. cuma, kalo diterapkan pada hal atau kasus yang lain,..masih belum kebayang.
maknanya ngerti banget, tapi memahaminya agak sulit..
ada yang mau ngasih contoh kasus?

puncak dari semuanya menrutku ada di poin keempat
" bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. ridha atas perlakuanmu padamu. itu sudah cukup"
pernyataan seorang istri kepada suaminya. sebuah tujuan yang seharusnya dan pastinya menjadi tujuan hidup seorang perempuan ketika sudah menjadi seorang istri. ini adalah sebuah pemahaman, pemahaman akan sebuah ajaran agama yang sangat luhur, agung.
subhanaLLah, sungguh beruntung seorang Istri yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya,. lalu, jika ternyata suaminya meninggal terlebih dahulu, apakah berlaku istrinya akan berntung jika pada saat suaminya meninggal, suami sudah ridha dengan istrinya?wallahu a'lam.

tujuanmu gimana Nen,...???

Rembulan Tenggelam di Wajahmu (part 1)

Baru saja kuselesaikan membaca novel ini. Aku mendapatkan beberapa poin penting dari novel ini. Secara keseluruhan, novel ini tetap menunjukkan karakteristik si pengarang –Tere Liye- yang selalu membuat tokoh utamanya menjadi seseorang yang paling ‘jahat’ dari keseluruhan cerita. Tapi mungkin kata-kata itu sangat ekstrim, lebih tepatnya, di cerita ini dibuat si tokoh utamanya banyak berkontribusi negatif bagi orang lain.
Sebenarnya ini novel pertama dari pengarang ini yang aku baca secara utuh, masih sulit untukku membuat penilaian yang lebih objektif. Dua kali aku hadir di acara bedah bukunya, dan pertemuan terakhir inilah yang menjadi kunci. Aku jadi tahu sedikit pemikiran-pemikiran dia dan buatku gaya bahasa dalm nvel ini sangat mewakili pengrangnya.
Poin pertama

di halaman 56-57, aku mencatat sesuatu yang sebenarnya itu bukan hal yang asing lagi buak kita...
Kehidupan ini tidak sia-sia. Besar kecil, semua berarti.
namun, bagian ini, berbeda. secara tidak sadar, ini bukan hal yang baru juga buat kita, tapi aku makin tersadar aja, bahwa :
Bagi manusia, hidup ini juga sebab-akibat. Sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehdupan orang lain lagi, kemudian entah pada siklus keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu....saling mempengaruhi,..saling berinteraksi
Poin kedua
"Tahukah kau, kita bisa menukar banyak hal yang menyakitkan yang dilakukan orang lain dngan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi...rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan dari orang lain itu sementara, pemahaman dan penerimaan tulus dari kejadian yang menyakitkan itulah yang abadi."
Jujur, kata-kata itu masih membuatku bingung,...mungkin yang dimaksud kata-kata itu adalah sebuah keikhlasan. Dan keikhlasan itu salah satu yang mudah di ucapkan tapi tidak mudah diimplementasikan.

Sabtu, April 11, 2009

ikut pemilu ga?

sudah hampir 1 minggu lebih kosan ku ditinggalkan para penghuninya...
sepi...bgt
tapi ada baiknya seh,...kalo buat aku.
setidaknya bisa lebih konsen kalo mau belajar...
tapi, ternyata ga enaknya banyak juga, kesepian.
tgl 9 April kemarin harusnya aku bisa ikut PEMILU,.
tapi..sayang banget, formulir C4 ku hanya berlaku di garut..hiks,hiks
iya juga seh, kalo undangannya di garut, masa datengnya di jakarta,.ga lucu juga.
salah alamat
menurutku 2 hal seh, ikut pemilu, baiknya bisa milih dan yang penting buatku kita ga jadi beda dengan orang lain,..bangga kali ya, 5 tahun sekali ada tanda di jari tangan kita...hehehe
tapi, masa cuma karena pengen diakui sebagai warga negara yang baik aja seh???
esensi pemilu nya dimana?
apa karena kita terlalu pusing setelah hampir 1 bulan penuh, bahkan lebih kita telah dimasuki komentar-komentar, ataupun orasi-orasi politik para politukus, apalagi media sangat mengekspose ini, sehingga bumbu-bumbu nya makin maknyussss....
saking maknyusss nya bikin kita mabuk....
dan pada akhirnya kita hanya berfikir kalo pemilu ikut cuma karena pengen ada tanda hitamnya aj,....hehhehe
tapi, itu adalah pemikiran sempit seseorang aja.
harus optimis juga seh, kalo momen ini adalah momen yang paling tepat untuk menentukan nasib nbangsa 5 tahun ke depan, sehingga kita harus sungguh2 memilihnya.


Rabu, April 08, 2009

yakin itu

kamu berhak kok memilih
memilih
memilih jalan hidupmu..
sendiri
kau tak perlu takut
tapi, kamu kan tidak hidup sendiri
sudah pedulikah pada lingkungan disekitarmu?
keluargamu?
pasti ada jalan yang terbaik, buat semuanya...
YAKIN ITU